top of page

Anak-Anak, Adalah Manusia Yang Sempurna Mencinta

  • Writer: Rahman Hanif
    Rahman Hanif
  • Oct 12, 2016
  • 2 min read

Updated: Nov 25, 2021


“Cinta adalah ketika aku mengenakan parfum kakakku ketika pergi sekolah, dia pun mengenakan parfum kakaknya, sepertinya, aku mencium wanginya, dia mencium wangiku.

Cinta adalah ketika seseorang yang aku sukai menyukai baju yang aku kenakan, dan akupun mengenakannya setiap hari.

Cinta adalah ketika aku rela memberikan beberapa kentang goreng dari bekalku untuknya tanpa berharap dia memberikan sedikit telur dadarnya untukku.

Cinta adalah ketika aku menjahilinya bahkan sampai menangis hanya untuk mendapatkan sedikit perhatiannya.

Cinta adalah yang membuat aku tersenyum walau aku sedang lelah setelah pelajaran olahraga.

Cinta adalah ketika aku sedang ragu untuk tampil dalam lomba pidato, dia memberikan lambaian tangan dan senyuman untuk menyemangatiku.

Cinta adalah ketika aku berharap dia yang menenangkanku ketika aku bertengkar dengan temanku.

Cinta adalah ketika bulu mataku naik turun melihatnya, dan aku merasakan serpihan bintang keluar dari mataku.

Cinta adalah ketika aku celingak-celinguk saat dia gak masuk sekolah.

Cinta adalah ketika seseorang menyebut namaku dengan cara yang beda, sampai aku sadar bahwa namaku aman di mulutnya.

Cinta adalah ketika ibu mencium keningku dan menaikkan selimut sampai ke dagu untuk mengantar aku ke alam mimpi.

Cinta adalah ketika ayah menggendongku ke kamar tidur karena aku tertidur saat menonton TV.

Cinta adalah ketika ibu melihat ayah yang lusuh dan bau sepulang kerja, tapi tetap menganggapnya pria paling tampan di dunia.

Cinta adalah ketika ibu membuatkan kopi untuk ayah, dan menyicipnya untuk memastikan rasanya sedap sebelum disajikan untuk ayah.

Cinta adalah walaupun ketika lelah bercumbu, tetap ingin bersama, dan membicarakan beberapa hal. Cinta adalah ketika ibu menunggu ayah pulang kerja sampai tertidur di sofa.

Cinta adalah ketika ayah mencium kening ibu yang tertidur di sofa, dan menyelimutinya.

Cinta adalah nenek yang mengucapkan ‘aku sayang kamu’ setiap hari kepada kakek, karena nenek tau kakek itu pelupa.

Cinta adalah ketika nenek sudah tidak bisa lagi membungkuk untuk mengecat kuku kakinya, kakek melakukannya untuk nenek, sampai kakek gak bisa lagi melakukannya.

Cinta adalah ketika nenek menyimpan foto kakek walau kakek telah tiada.

Cinta adalah ketika nenek tetap mendoakan kakek walau kakek gak akan ada lagi.

Cinta adalah ketika nenek meninggal dengan tenang karena nenek yakin akan bertemu kakek di surga,” kata seorang anak tentang cinta.

Comments


© 1602
Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

bottom of page